XtGem Forum catalog

KYAI CAKRA JAYA (SUNAN GESENG)

Desember 24th, 2010 by 45sukmana

kiosmini Sunan kalijaga adalah seorang waliyullah yang mensyiarkan ajaran agama islam secara berpindah-pindah, Pada suatu ketika sunan kalijaga tiba disuatu tempat tepatnya didaerah bagelan,Purworejo yang debagian penduduknya bermata pencaharian sebagai tukang deres(penyadap aren) bahan dasar gula. Disuatu ketika sunan kalijaga ketemu sama tukang deres yang membawa tabung bambu dipunggungnya,dan keduanya pun saling senyum ramah. dan manjatlah tukang deres itu sambil mengucapkan"klonthang klanthung,wong deres buntute bumbung",yang ternyata perkataan itu adalah mantra untuk mendapatkan nira yang banyak,dan sunan kalijaga pun berkata dengan nada pelan"kisanak caramu itu kurang tepat".dan tukang deres(kyai cakrajaya) itu marah ia pun menjawab dengan ketus"rupanya kisanak belum mengenal aku, aku kyai cakrajaya,seluruh bagelan mengenal aku.aku sejak kecil sudah menjadi tukang deres handal dan mantra itu warisan dari nenek moyangku,jadi kisanak gak usang mengguruiku.Sunan kalijaga pun minta maaf"maafkan aku,bukan aku menggurui tapi aku punya mantrayang bisa mendatangkan hasil lebih banyak lagi." "maksudmu mantra itu bisa menghasilkan lebih banyak lagi?"kyai cakra tidak percaya. sunan kalijaga pun menjawab"kalo boleh mari kita buktikan,Boleh aku ikut memasak legen itu?". dan kyai cakrajaya pun mengangguk.singkat kata sampailah kerumah kyai cakra dan langsung menyalakan api untuk memasak nira setelah adonan mengental kangjeng sunan kalijaga pun mencetak satu tangkep(sepasang) dan menyerahkannya kepada kyai cakra sambil berkata"kyai sekarang ijinkan saya melanjutkan perjalanan,pesanku gula setangkep ini janganlah sekali-kali dibuka sebelum aku keluar dari desa ini". setelah kepergiannya sunan kalijaga diperkirakan sudah keluar dari desa itu langsung kyai cakrajaya membuka gula tadi dan diapun tersentak karena yang dia pengang ditangannya bukan gula tap emas,an kini ia sadar bahwa tamunya itu bukan orang biasa dan diapun langsung mengejar sunan kalijaga,setelah berhasil mengejar langsung kyai pun bersimpuh didepan sunan kalijaga sambil berkata"jika diberbolehkan mengetaui mantra yang bisa merubah gula jadi emas tadi,maka hidup dan mati saya,saya serahkankepada kisanak". dan sunan kalijaga pun bertanya"apakah kisanak sanggup menjalankan lakunya?,lakunya angon roso atau celathu,lan tumindak,jika kuat ikutilahsegala tingkah lakuku". Singkat cerita kyai cakrajaya meninggalkan harta dan rumahnya untuk mengikuti sunan kalijga berkelana,sampa disuatu hari sunan kali jaga berkata sambil menancapkan tongkat bambunya ketanah,"anakku cakrajaya,aku akan sembahyang dimekah dan tongkat kusengaja kutunggalkan disini,jagalah tongkat ini dan ingat,jangan sekali-kali meninggalkan tempat ini sebelum aku perintahkan".kyai cakra jaya menjawab"sendhika". Sejak itu kyai cakrajaya pun menjaga tongkatnya dengan penuh tanggungjawab dengan cara duduk bersila.Sunan kali jaga pergi dengan waktu cukup lama sampai-sampai tempat kyai cakrajaya duduk telah ditumbuhi bambu yang lebat.sementara kyai cakra tetap ditempat duduk semula bersila ditengah tengah rumpun bambu itu."mengapa engkau tetap disitu?"tanya sunan kalijaga."menjaga tongkat sesuai amanah sunan kalijaga" jawab kyai."kalu begitu sekarang keluarlah" pinta kangjeng sunan.tapi karena rimbunnya bambu itu kyai tidak bisa keluar dan kangjeng sunan pun berkata"bagaimana jika rimbunan bambu ini kubakar?".sambil tersenyum.kyai pun menjawab"silahkan". Rumpun bambu itu langsung dibakaroleh kangjeng sunan dan api pun mulai berkobar setelah api padam kyai cakrjaya pun berhasil keluar dengan selamat,hanya kulitnya menjadi hitam karena gosong terbakar.dan ujian pun berhasil dilewati maka kyai cakrajaya diberi gelar sinan karena badannya gosong terbakar maka diberi nama sunan geseng.Sementara tempat itu diberi nama Muladan. Dari tempat itu keduanya melanjutkan perjalananya kearah timur.Disuatu tempat kembali kangjeng sunan menancapkan tongkatnya ketika dicabut memancarkan airair yang sangat deras sehingga menjadi sendang,dan sunan gesengpun disuruh mandi,ajaib seketika tubuh sunan geseng kembali seperti semula.Hangus yang membalut tubuhnya hanyut sampai kesungai yang dinamakan kedhung pucung. Sementara sendang tersebut diatas diberinama sendang banyu urip. "jebeng" kata sunan kalijaga,"kali kedung pucung ini adalah tempat tertampungnya noda kotoran atau cemar yang semula melekat pada tubuhmu.Untuk itu supaya tidak tercemar para penggawa pemerintahan jangan sekali-kali mandi disungai ini" Usai itu keduanya melanjutkan siar islam kearah barat. keduanya berhenti dan mukim didaerah itu. Didaerah ini kangjeng sunan kalijaga memberikan wejangan yang mendalam tentang ajaran agama islam kepada sunan geseng.dengan berjalanya waktu akhirnya tempat itu berkembang menjadi desa yang dikenal dengan sebutan desa ngajen.<45>mstr